Jalan ini nampak panjang. Aku lihat jauhnya jalan tak nampak dihujung.
Kiri kanan aku dikeliling orang. Bibir tersenyum mata mereka merenung.
Jauh kedepan fikiranku memanjang. Jiwa berdebar harapanku menggunung.
Semua didepanku membuka ruang. Agar langkahku tak jatuh tersandung.
Selangkah, demi selangkah.
Aku melangkah.
Hinggalah,
Mata aku dipersonakan oleh pemandangan, yang seindah-indah pemandangan. Jantungku degupnya hilang keruan bagai Ultramen kehabisan kuasa. Aku hilang ingatan, lupa bagaimana proses respirasi berjalan. Usus-usus aku sepakat seia sekata berjoget mambo irama twist. Bagai diserap segala kekuatan aku sehingga seluruh tubuhku meregenerasi laju, upayaku jadi sebaya nenek tua kebayan di Gunung Ledang. Segalanya diserap oleh kecantikan itu. Bidadari, bagaikan bidadari hatiku.
Dan disitu aku berjanji.
Dengan izin dari Ilahi.
Kau akan aku miliki.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Datang secawan kopi panas di depan aku. Mereka kata kopi itu panas. Jika aku tak merasanya sendiri masakan aku tahu kebenaran akan panasnya kopi itu. Jadi aku perlu merasanya sendiri, jika benar hangatnya melecurkan lidah, beri aku masa agar hati-hati aku hirupkan. Tidaklah jua aku menidakkan mereka dengan kata-kata tidak percaya lantas meneguk pantas ketidakpastian ini.
Selasa, 25 Februari 2014
Jumaat, 14 Februari 2014
Rizq Dan Barkah
Rizq. Pada apa-apa yang memberi manfaat kebaikan padamu.
Barkah. Pada manfaat kebaikan itu bertambah-tambah disetiapnya.
Dan janji Tuhan, pada mana-mana yang bersyukur, akan Dia tambah.
[29-1-2014, Masjid Tengku Ampuan Jamaah]
Barkah. Pada manfaat kebaikan itu bertambah-tambah disetiapnya.
Dan janji Tuhan, pada mana-mana yang bersyukur, akan Dia tambah.
[29-1-2014, Masjid Tengku Ampuan Jamaah]
Rabu, 12 Februari 2014
1107 Hari
Dari sebutir biji benih yang kecil, tanpa apa. Ia berputik perlahan, mencambah dari sejuk lembabnya tanah. Dari hari ke hari. Datangnya ribut menggoncang, banjir basah menyimbah, petir guruh menyambar. Mahupun kemarau mengontang, kering tanah merekah, diserang ulat dan camar. Namun tetaplah ia mencambahkan bunga-bunga mekar mengharum, buah-buah manis meranum. Berpaksikan teguh akar yang kukuh menggali sedalam bumi mencari punca kasih hakiki. Utuhlah ia setia ke hari ini, ke-1107 hari.
Dan berdoa ia sendiri, agar Tuhan kuatkannya untuk bertahan, kehari-hari mendatang nanti.
Rabu, 5 Februari 2014
Lejen: Maju Terus Musika Malaya Kita
Setiap bait-bait rangka kata tulisan mereka buat aku mampu merasa. Puisi-puisi mereka sedang beratur dalam pemain senarai menanti dijamah halwa telinga.
- Mantera Beradu: Malique (ft. M.Nasir)
- Cerita Kedai Kopi: Malique (ft. Salam)
- Aku Maafkan Kamu: Malique (ft. Jamal Abdillah)
- Senyum: Malique (ft. Najwa)
- Cuba Lagi: Malique (ft. Lah)
- Perang Dah Tamat: Malique (ft. Rabbani)
- Alhamdulillah: Toophat (ft. Yassin)
- Gurindam Hutan Batu: MonoloQue
- Batu Belah Batu Konkrit: MonoloQue
- Tanah Air Ku Tanah Air Mu Jua: MonoloQue
- Chinta: MonoloQue
- Tiada Kata Secantik Bahasa: MonoloQue
- Inderaloka: MonoloQue
- Jika Aku Seorang Robot: MonoloQue
- Mati Hidup Kembali: Butterfingers
- Seribu Tahun Mahu Hidup: Butterfingers
Langgan:
Catatan (Atom)
Catatan Popular
-
Lata Tampit, Janda Baik Tahun 2019, Geng Lapo berazam untuk memperbaiki pencapaian 2018. Jadi untuk explorasi pertama kami jalankan adal...
-
Menjelang senja, lebih kurang sebulan lepas, seperti hari-hari lainnya, aku menunggang motorsikal untuk pulang ke rumah dari pejabat. Aku te...
-
Hujan malam ini tidak henti-henti dari pagi. Mungkin air akan naik dan banjir disesetengah kawasan, bisik hati aku. Tapi selari dengan hujan...