Jalan ini nampak panjang. Aku lihat jauhnya jalan tak nampak dihujung.
Kiri kanan aku dikeliling orang. Bibir tersenyum mata mereka merenung.
Jauh kedepan fikiranku memanjang. Jiwa berdebar harapanku menggunung.
Semua didepanku membuka ruang. Agar langkahku tak jatuh tersandung.
Selangkah, demi selangkah.
Aku melangkah.
Hinggalah,
Mata aku dipersonakan oleh pemandangan, yang seindah-indah pemandangan. Jantungku degupnya hilang keruan bagai Ultramen kehabisan kuasa. Aku hilang ingatan, lupa bagaimana proses respirasi berjalan. Usus-usus aku sepakat seia sekata berjoget mambo irama twist. Bagai diserap segala kekuatan aku sehingga seluruh tubuhku meregenerasi laju, upayaku jadi sebaya nenek tua kebayan di Gunung Ledang. Segalanya diserap oleh kecantikan itu. Bidadari, bagaikan bidadari hatiku.
Dan disitu aku berjanji.
Dengan izin dari Ilahi.
Kau akan aku miliki.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Datang secawan kopi panas di depan aku. Mereka kata kopi itu panas. Jika aku tak merasanya sendiri masakan aku tahu kebenaran akan panasnya kopi itu. Jadi aku perlu merasanya sendiri, jika benar hangatnya melecurkan lidah, beri aku masa agar hati-hati aku hirupkan. Tidaklah jua aku menidakkan mereka dengan kata-kata tidak percaya lantas meneguk pantas ketidakpastian ini.
Selasa, 25 Februari 2014
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Catatan Popular
-
Menjelang senja, lebih kurang sebulan lepas, seperti hari-hari lainnya, aku menunggang motorsikal untuk pulang ke rumah dari pejabat. Aku te...
-
Lata Tampit, Janda Baik Tahun 2019, Geng Lapo berazam untuk memperbaiki pencapaian 2018. Jadi untuk explorasi pertama kami jalankan adal...
-
Hujan malam ini tidak henti-henti dari pagi. Mungkin air akan naik dan banjir disesetengah kawasan, bisik hati aku. Tapi selari dengan hujan...
2 ulasan:
Good one, selamat dilamun cinta kawan! ^_^/
This entry was wrote after I'm getting engage. :D
Catat Ulasan